farmakodinamik, farmakokinatik, dan toksikologi

FARMAKODINAMIK

Farmakodinamik adalah pengaruh obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, yang secara keseluruhan erat kaitannya dengan fisiologi, biokimia, dan patologi meliputi efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya (Setiawati, 2007). Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta sprektum efek dan respon yang terjadi. Pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru.

FARMAKOKINETIK

Farmakokinetik adalah nasib obat/ efek obat didalam tubuh yang diberikan pada suatu makhluk, yaitu meliputi 4 proses diantaranya: absorbsi (A), distribusi (D), metabolisme/ biotransformasi (M), dan ekskresi (E) (Setiawati, 2007).

a. absorbsi
merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah. Bergantung dari cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna, (mulut sampai dengan rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain.
1. cara pemberian obat peroral, dengan cara ini tempat absorbsi utama adalah usus halus karena memiliki permukaan absorbsi yang sangat luas, yakni 200 m2 (panjang 280 cm, diameter 4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili)
2. cara pemberian obat dibawah lidah hanya untuk obat yang sangat larut dalam lemak, karena luas permukaan absorbsinya kecil, sehingga obat harus melarut dan dibasorbsi dengan sangat cepat, misalnya nitrogliserin. Karena darah dari mulut langsung ke vena kava superior dan tidak melalui vena porta, maka obat yang diberikan sunlingual ini tidak mengalami metabolisme lintas pertama oleh hati
3. cara pemberian obat melalui rektal, misalnya untuk pasien yang tidak sadar atau muntah, hanya 50% darah dari rektum yang melalui vena porta, sehingga eliminasi lintas pertama oleh hati juga hanya 50%. Akan tetapi, absorbsi obat melalui mukosa rektum seringkali tidak teratur dan tidak lengkap, dan banyak obat memyebabkan iritasi mukosa rektum.
4. Cara pemberian obat dengan suntikan intramuskuler atau dengan subkutan. Obat langsung masuk interstisium jaringan otot atau kulit menuju pembuluh kapiler kemudian ke darah sistemik.

b. distribusi
dalam darah, obat akan diikat oleh protein plasma dengan berbagai ikatan lemah (ikatan hidrofobik, van der waals, hidrogen dan ionik). Ada beberapa protein plasma diantaranya albumin, site 1, site 2, alpha-glikoprotein, CBG, SSBG. Obat yang terikat dengan protein palsma akan dibawa oleh oleh darah keseluruh tubuh.

c. metabolisme/ biotransformasi
metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni membran endoplasmic retikulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain ( ektrahepatik) adalah dinding usus, ginjal paru, darah, otak, dan kulit, juga lumen kolon (oleh flora usus). Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif (jika asalnya prodrug) , kurang aktif, atau menjadi toksik.
Reaksi metabolisme terdiri dari reaksi fase 1 dan reaksi fase II.
1. Reaksi fase I, terdiri dai oksidas, reduksi, dan hidrolisis, yang mengubah obat menjadi lebih polar, dengan akibat menjadi inaktif, lebih aktif, kurang aktif.
2. Reaksi fase II, merupakan reaksi konyugasi dengan subtrat endogen: asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat, atau asam amino dan hasilnya menjadi sangat polar, dengan demikian hampir selalu tidak aktif.

d. Ekskresi
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melalui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi aktif ditubulus proksimal, dan reabsorbsi pasif disepanjang tubulus. Fungsi ginjal mengalami kematanga pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa manurun 1% per tahun.

TOKSIKOLOGI
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek racun dari zat kimia, mencakup yang digunakan dalam industri, rumah tangga dan pertanian, dan tidak dapat dilepaskan dari farmakologi (Setiawati, 2007).

Daftar Pustaka:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru.

April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 3 other subscribers